Keuntungan SHU KPRI Bhakti Praja Rp5,123 M

By Abdi Satria


nusakini.com-Semarang- Kinerja KPRI Bhakti Praja Setda Provinsi Jawa Tengah pada 2019, meningkat dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan kinerja tersebut dapat dilihat baik dari sisi aset, sisa hasil usaha (SHU), maupun realisasi pendapatannya. 

Pada Rapat Anggota Tahunan, Kamis (27/02), di Wisma Perdamaian, Ketua KPRI Bhakti Praja, Sujarwanto Dwiatmoko menyampaikan, total aset tahun ini naik 8.43 persen dari tahun sebelumnya atau dari Rp97,47 miliar lebih, menjadi Rp105,695 miliar lebih. Untuk keuntungan SHU sebelum pajak, tahun ini sebesar Rp5,123 miliar atau naik 9,82 persen. Pencapaian ini juga sekaligus melebihi dari target yang ditetapkan. 

“Target SHU 2019, ditetapkan di angka Rp4,729 miliar. Pencapaiannya Rp5,123 miliar atau 108,31 persen. Kalau dibandingkan tahun lalu, capaiannya hanya 101 persen. Berdasarkan hasil audit kantor akuntan publik tahun 2019, KPRI Bhakti Praja dinyatakan sehat,” katanya. 

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengapresiasi pencapaian kinerja KPRI Bhakti Praja. Apalagi, BUMD juga sampai mau menginvestasikan dananya. Artinya, KPRI Bhakti Praja bisa menjadi contoh keberhasilan, sekaligus sebagai guru bagi koperasi yang lain. 

“Kalau bisa, koperasi yang sudah kita kelola dengan baik, masyakarat yang memiliki koperasi kita ajari. Latihlah koperasi-koperasi yang ada di masyarakat. Kalau bisa, tumbuh bareng,” pesannya. 

Kepada Dinas Koperasi dan UKM, Wagub pun meminta agar koperasi yang sudah dilatih di OPD tersebut, disekolahkan juga di KPRI Bhakti Praja. Tujuannya agar betul-betul paham bagaimana mengelola koperasi yang sehat. 

“Kalau ada koperasi yang dilatih di Dinas Koperasi dan UKM, tolong disekolahkan di KPRI Bhakti Praja. Ben sinau. Ben ngerti mengelola keuangan koperasi itu seperti apa,” pintanya. 

Keberhasilan KPRI Bhakti Praja, sambung Wagub, diharapkan juga bisa memberi manfaat bagi masyarakat yang kurang sejahtera. Sehingga, bisa membantu mengurangi angka kemiskinan. 

Sejalan dengan pemikiran Wagub, Pj Sekda Provinsi Jawa Tengah Herru Setiadhie mengusulkan, agar anggota koperasi bergotong royong memberikan bantuan kepada warga yang belum sejahtera. Namun, bentuknya tidak uang. 

“Kita semua prihatin, masih ada saudara kita yang di bawah ambang sejahtera. Maka mungkin tidak ya, anggota koperasi membantu. Tapi itu juga jangan sampai mempersulit kita semua. Bantuannya, dari anggota koperasi disisihkan. Mari kita saweran, tapi bantuannya tidak uang. Nanti disepakati dari anggota koperasi,” ujarnya. 

Bantuan yang diberikan, kata dia, bisa berupa peralatan kerja. Seperti mesin jahit atau penggorengan. Peralatan yang diberikan, harus mampu menggerakkan perekonomian keluarga. 

“Kita bantu, tapi bukan bantuan uang. Misalnya bantuan peralatan untuk menggerakkan perekonomian rumah tangganya, dalam arti dia (ibu rumah tangga) bisa nyambi. Umpamanya menjahit,” tandasnya. (p/ab)